Padang – Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav memastikan cuaca saat pendaratan pesawat Citilink QG 7970 yang tergelincir di Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) memenuhi syarat.
“Saat itu jarak pandang 1.000 meter, kecepatan angin enam knots dan sedang dalam kondisi hujan namun masih layak untuk pendaratan,” kata Distrik Manajer Airnav Indonesia Padang, Yasrul di Padang Pariaman, Senin.
Ia menyebutkan jarak pandang minimal untuk dapat melaksanakan pendaratan di BIM minimal 900 meter untuk jenis pesawat Airbus 230.
“Memang saat itu cuaca dalam kondisi hujan, namun keputusan mendarat atau tidak ada sepenuhnya pada pilot,” ujar dia.
Ia mengatakan untuk komunikasi antara pilot dengan menara pengawas sudah sesuai syarat dan akan dilaporkan kepada KNKT sebagai bahan penyelidikan
Sementara Direktur Utama Citilink, Albert Burhan mengatakan pihaknya akan menunggu hasil penyelidikan Komite nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk memastikan penyebab tergelincirnya pesawat Citilink QG 7970.
Hingga saat ini kami belum tahu apa penyebab insiden tergelincir karena masih menunggu pemeriksaan oleh KNKT, kata dia.
Menurut dia berdasarkan pengamatan tidak ada kerusakan siginifikan terhadap pesawat namun akan tetap menunggu hasil penyelidikan KNKT.
Selain itu kami telah menyiapkan tim dari Garuda Maintenance Facility untuk mengecek kondisi pesawat, ujar dia.
Albert mengatakan pesawat tersebut masih baru, mulai dioperasikan 2014 dan kondisinya laik dan dibawa oleh pilot Kapten Bari Sinaga yang cukup berpengalaman, kata dia.
Ia memastikan hingga ada keputusan KNKT pesawat akan diinapkan di BIM dan jika dinilai sudah laik akan kembali dioperasikan.
Sumber: Antara/Oleh Ikhwan Wahyudi